Langsung ke konten utama

Makalah Kimia Organik: Atom, Ikatan Kimia, dan Asam Basa


MAKALAH
KIMIA ORGANIK
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kimia Organik


upi.png

 Dosen Pengampu Siti Mujdalipah, S. TP., M. Si.



DISUSUN OLEH :
Fauziah Rahmawati (1701133)

PRODI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018


BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
            Kimia modern lahir berdasarkan teori atom. Kimia modern dimulai oleh kimiawan Perancis Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794). Ia menemukan hukum kekekalan massa dalam reaksi kimia, dan mengungkap peran oksigen dalam pembakaran. Berdasarkan prinsip ini, kimia maju di arah yang benar. (Yashito Takeuchi, 2006)
            Kimia dapat menjadi sistem yang konsisten sejak teori atom dikombinasikan dengan konsep molekul. Di masa  lalu, keberadaan atom hanyalah hipotesis. Di awal abad ke-20 teori atom akhirnya terbukti. Juga menjadi jelas bahwa atom terdiri atas partikel-partikel yang lebih kecil. Teori atom saat ini secara pelahan berkembang sejalan dengan perkembangan ini dan menjadi kerangka dunia material. (Yashito Takeuchi, 2006)
            Ilmu kimia terus berkembang pesat. Dimulai dari ditemukannya atom dengan ikatannya, sampai turunan-turunannya seperti penemuan asam basa. Kimia sangat dekat dengan kehidupan manusia. Dalam makalah ini, penulis akan lebih lanjut memaparkan mengenai teori atom, ikatan kimia, dan konsep asam basa.
B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana perkembangan teori atom?
2.      Apa itu ikatan kimia?
3.      Bagaimana konsep dari asam basa?
C. Tujuan
1.      Mengetahui dan memahami perkembangan teori atom.
2.      Memahami konsep bagaimana molekul berikatan kimia.
3.      Memahami konsep dari asam basa.
BAB II
Isi
A. Penemuan Atom
            Teori atom dimulai oleh ilmuan filsuf Yunani Kuno. Pada awalnya, para ilmuan menganggap atom hanya sebatas hipotesis dari pemikiran-pemikiran mereka saja. Tidak sampai pada abad ke-20, atom berhasil dibuktikan eksitensinya. Hal ini dicapai oleh ilmuan asal Prancis, Jean Baptis Perrin (1870-1942).  
a.       Teori Atom Kuno
Filosofi atomik Yunani Kuno sering dihubungkan dengan Democritos pada kira-kira tahun 460SM. Dunia atom yang dipaparkan oleh Democritos lebih berbentuk tiga dimensi seperti gambar 1.1.
 
Gambar 1.1 Dunia atom Democritos.
(a) atom zat yang manis (b) zat yang pahit (direproduksi dari: F. Berr, W. Pricha,
Atommodelle, Deutsches Museum, 1987, dalam Pengantar Kimia oleh Yashito Takeuchi)
            Selain oleh Democritos, atom pada zaman kuno dipaparkan oleh Filsuf yang bernama Lucretius, misalnya anggur dan minyak zaitun. Ia beranggapan bahwa atom adalah entitas abstrak. Atom memiliki bentuk yang khas dengan fungsi yang sesuai dengan bentuknya. ”Atom anggur bulat dan mulus sehingga dapat melewati kerongkongan dengan mulus sementara atom kina kasar dan akan sulit melewati kerongkongan.” Artinya, struktur atom memiliki hubungan dengan fungsinya. Namun, teori yang dipaparkan oleh Lucretius tidak didukung dengan bukti yang berasal dari percobaan. Tetapi, inilah awal dari kimia modern.
b.      Teori Atom Dalton
John Dalton, seorang guru SMA di Manchester, Inggris, berhasil mengembangkan teori atom dengan baik pada awal abad ke-19. Dalton mengembangkan teorinya berdasarkan peran atom dalam reaksi kimia.
Dalton menyatakan bahwa materi terdiri dari atom yang tidak dapat dibagi lagi. Temuannya berdasarkan eksperimen. Ia menggambarkan atom seperti bola pejal.



Gambar 1.2. atom dalton. (diproduksi dari buku Perkembangan Teori Atom oleh Lailatur Rohmah, 2014)
Teori atom dalton dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Unsur-unsur terdiri dari partikel-partikel yang luar biasa kecil yang tidak dapat dibagi kembali (disebut atom). Dalam reaksi kimia, mereka tidak dapat diciptakan, dihancurkan atau diubah menjadi jenis unsur yang lain.
2. Semua atom dalam unsur yang sejenis adalah sama dan oleh karena itu memiliki sifat-sifat yang serupa;seperti massa dan ukuran.
3. Atom dari unsur-unsur yang berbeda jenis memiliki sifat-sifat yang berbeda pula.
4. Senyawa dapat dibentuk ketika lebih dari 1 jenis unsur yang digabungkan.
5. Atom-atom dari 2 unsur atau lebih dapat direaksikan dalam perbandingan-perbandingan yang berbeda untuk menghasilkan lebih dari 1 jenis senyawa.
Walaupun dalton berhasil menemukan adanya atom, tetapi teori ini dapat terbantahkan. Karena dalam atom terdapat proton, neutron dan elektron. Hal ini menyebabkan kegagalan teori atom dalton.
c.       Teori Atom Thomson
Kelemahan dari Dalton diperbaiki oleh JJ. Thomson, eksperimen yang dilakukannya tabung sinar kotoda. Hasil eksperimennya menyatakan ada partikel bermuatan negatif dalam atom yang disebut elektron. Suatu bola pejal yang permukaannya dikelilingi elektron dan partikel lain yang bermuatan positif sehingga atom bersifat netral.
Thomson membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Artinya, atom bukan bagian terkecil dari suatu partikel. Namun, thomson tidak berhasil menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dari atom tersebut. Walaupun begitu, thomson berhasil menemukan elektron berdasarkan percobaan sinar katodanya.
d.      Teori Atom Rutherford
Pada tahun 1909 Hans Geiger dan Ernest Marsden dengan petunjuk dari Ernest Rutherford melakukan eksperimen di Laboratorium Fisika Universitas Manchester untuk membuktikan kebenaran dari teori atom yang dikemukakan oleh Thomson.
Eksperimen ini melibatkan penambakan partikel alfa (inti atom helium atau ion helium dengan muatan positip) yang diemisikan oleh unsur Radium pada lempengan logam emas tipis dan kemudian mendeteksi partikel alfa yang telah melewati lempengan logam emas tersebut dengan menggunakan layar yang dilapisi seng sulfida (ZnS) sebagai dtetektor. (Lailatur Rohmah, 2014)
Rutherford berpendapat jika struktur atom yang dikemukakan oleh thomson benar, maka sebagian besar berkas partikel alfa akan melewati lempengan logam emas dan sebagian kecil sekali yang akan didefleksi.
Gambar 1.3. Percobaan Rutherford. (diproduksi dari  buku Perkembangan Teori Atom oleh Lailatur Rohmah, 2014)
Dari percobaan tersebut, ternyata banyak partikel alfa yang didefleksi. Walaupun sebagian besar dari partikel alfa menembus lempengan. Akhirnya, Rutherford menyimpulkan bahwa terdapat banyak ruang kosong didalam atom. Selain itu, terdapat massa yang terkonsentrasi pada pusat atom yang bermuatan positif dimana ukurannya 10.000 kali lebih kecil dibanding ukuran keseluruhan bagian atom, dan elektron mengelilingi inti atom tersebut seperti planet-planet kita mengelilingi matahari. (Lailatur Rohmah, 2014)
Kelemahan dari teori ini, Rutherford tidak dapat menjelaskan bagaimana elektron tidak jatuh kedalam inti atom. Sedangkan berdasarkan teori fisika, energi dari elektron yang terus menerus mengelilingi atom akan berkurang dan lama kelamaan elektron akan jatuh ke dalam inti atom.
e.       Teori Atom Bohr
Bohr mengembangkan teori atom Rutherford pada tahun 1915. Model atom Bohr berbentuk seperti tata surya, dimana elektron terletak pada orbit yang mengelilingi inti yang bermuatan positif. Orbit dari elektron disebut kulit yang memiliki tingkat energi tertentu.
Namun, teori ini memiliki kelemahan, diantaranya tidak dapat menjelaskan efek zeeman apabila atom diletakan pada medan magnet.

B. Struktur Atom dan Ikatannya
            Sifat-sifat atom dapat dipelajari jika atom diberikan medan listrik, medan magnet atau cahaya, sehingga atom dapat diketahui proton, neutron, dan elektronnya.
Nukleus memiliki diameter yang sangat kecil yaitu sekitar sekitar 10-14 hingga 10-15 meter (m). Nukleus memegang peranan terhadap pembentukan massa atom. Elektron memiliki massa yang sangat kecil sehingga cenderung diabaikan dan elektron mengilingi nukleus pada jarak sekitar 10-10m. Diperkirakan diameter dari suatu atom adalah 2x 10-10 m atau 200 pikometer (pm), dimana 1 pm = 10 -12 m. Beberapa ahli kimia menggunakan satuan angstrom (Å) untuk menunjukkan jarak atom dimana 1 Å = 100 pm = 10-10 m.
Atom memiliki nomor atom yang dilambangkan Z yang menggambarkan jumlah proton dalam inti atom. Atom juga memiliki nomor massa (A) yang menggambarkan jumlah proton dan neutron. Setiap atom memiliki nomor massa dan nomor atom yang berbeda-beda. Tetapi ada juga yang memiliki nomor massa atau nomor atom atau jenis atom yang sama yang disebut isotop, isoton, dan isobar.
Atom dapat berikatan dengan atom yang lain membentuk suatu senyawa. Hal ini dapat ditentukan oleh konfigurasi elektronnya. Misalnya, ikatan kimia antara atom C dengan atom H. Karbon memiliki konfigurasi 1s2 2s2 2p2. Dari konfigurasi ini, karbon memiliki dua elektron yang tidak berpasangan. Artinya, elektron dari karbon tidak mencapai kestabilan. Untuk mencapai kestabilan, elektron karbon dapat berpasangan dengan elektron dari hidrogen yang memiliki konfigurasi 1s1. Sehingga, masing-masing dari 1 elektron H berikatan dengan C dan membentuk C-H.
Atom karbon tidak menggunakan orbital s dan p ketika berikatan, tetapi menggunakan orbital baru dengan tingkat energi yang setara. Hal ini yang disebut dengan hibridisasi.
Ikatan antara atom C dengan H merupakan ikatan kovalen. Hal ini karena terjadinya pemakaian bersama antara elektron valensi dari karbon dan elektron valensi dari hidrogen. Ikatan kovalen pada umumnya terjadi pada senyawa non logam.
Berdasarkan jumlah pasangan elektron berikatannya, ikatan kovalen terbagi menjadi 3, yaitu:
a.       Ikatan Kovalen Tunggal
Ikatan kovalen tunggal yaitu ikatan yang memiliki 1 pasang PEI. Contohnya, H2, H2O, (konfigurasi elektron H = 1; O = 2, 6) sehingga ketika berikatan akan menghasilkan H-H dan H-O-H
b.      Ikatan Kovalen Rangkap Dua
Ikatan ini memiliki 2 pasang PEI. Contohnya, O2 dan CO2. (konfigurasi elektron O = 2, 6; C = 2, 4) sehingga ketika berikatan akan menghasilkan O=O dan O=C=O
c.       Ikatan Kovalen Rangkap Tiga
Ikatan ini memiliki 3 pasang PEI. Contohnya, N2 (Konfigurasi elektron N = 2, 5) sehingga ketika berikatan akan menghasilkan N≡N.
Berdasarkan kepolaran dari suatu ikatan, ikatan kovalen dibagi menjadi kovalen polar dan non polar. Ikatan polar adalah ikatan kovalen yang PEInya cenderung tertarik ke salah satu atom yang berikatan. Kepolaran suatu ikatan kovalen ditentukan oleh keelektronegatifan suatu unsur. Senyawa kovalen polar biasanya terjadi antara atom-atom unsur yang beda keelektronegatifannya besar, mempunyai bentuk molekul asimetris, mempunyai momen dipol. Sedangkan ikatan kovalen non polar yaitu ikatan kovalen yang PEInya tertarik sama kuat ke arah atom-atom yang berikatan. Senyawa kovalen nonpolar terbentuk antara atom-atom unsur yang mempunyai beda keelektronegatifan nol atau mempunyai momen dipol = 0 (nol) atau mempunyai bentuk molekul simetri.
Selain ikatan kovalen, terdapat juga ikatan ion. Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi ketika adanya serah terima elektron. Ikatan ion biasanya terjadi pada ikatan logam dan non logam.
Atom unsur logam cenderung melepas elektron membentuk ion positif, dan atom unsur nonlogam cenderung menangkap elektron membentuk ion negatif.
Contoh: NaCl, MgO, CaF2, Li2O, AlF3, dan lain-lain.
C. Konsep Asam Basa
Asam basa sudah dikenal sejak jaman dahulu. Istilah asam berasal dari bahasa Latin, yaitu acetum yang berarti cuka. Sedangkan istilah basa berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Asam basa sangat banyak ditemukan di alam.
a.       Teori Asam-Basa Arrhenius
Arrhenius mengemukakan suatu teori dalam disertasinya (1883) yaitu bahwa senyawa ionik dalam larutan akan terdissosiasi menjadi ion-ion penyusunnya. (Pranjoto Utomo, 2008). Menurut Arrhernius, asam adalah zat yang menghasilkan H+ ketika larut dalam air, sedangkan basa adalah zat yang menghasilkan OH- ketika larut dalam air.
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam, sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion sisa asam. Sedangkan Jumlah ion OH- yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa.
Namun, teori asam basa Arrhenius memiliki keterbatasan. Menurut Pranjoto dalam makalahnya, pada kasus reaksi antara natrium hidroksida dengan asam klorida, ion hidrogen dari asam bereaksi dengan ion hidroksida dari NaOH. Hal ini sesuai dengan teori asam-basa Arrhenius. Akan tetapi pada kasus reaksi amonia dengan asam klorida, tidak terdapat ion hidroksida.
Reaksi diatas merupakan reaksi reversible, dan dalam larutan amonia pekat tertentu, sekitar 99% amonia tetap berada sebagai molekul amonia. Meskipun demikian, ion hidroksida tetap dihasilkan, walau dalam jumlah yang sangat kecil. Dengan demikian kita bisa mengatakan bahwa reaksi tersebut sesuai dengan teori asam-basa Arrhenius.
Tetapi pada saat yang bersamaan, terjadi reaksi antara gas amonia dengan gas hidrogen klorida.
Dalam reaksi tersebut tidak dihasilkan ion hidrogen dan ion hidroksida. Hal ini karena reaksi tidak terjadi dalam larutan. Teori Arrhenius tidak menggolongkan reaksi di atas sebagai reaksi asam-basa, meskipun faktanya, reaksi tersebut menghasilkan produk yang sama manakala kedua senyawa tersebut dilarutkan dalam air. (Pranjoto, 2008)
b.      Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry
Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah zat yang mendonorkan proton. Sedangkan basa adalah zat yang menerima proton. Berdasarkan teori ini, ada yang dinamakan asam-basa konjugasi.
Konsep dari asam-basa konjugasi adalah sebagai berikut:
HCl + NH3         NH4+ + Cl-
HCl sebagai asam 1 yang mendonorkan H+nya kepada NH3, sehingga Cl- disebut basa konjugasi karena merupakan sisa asam. Sedangkan NH4+ merupakan asam konjugasi karena merupakan sisa basa.
Hubungan antara teori Arrhenius dengan Bronsted-Lowry saling melengkapi. Ion hidroksida tetap bertindak sebagai basa, karena mampu menerima ion hidrogen dari asam dan juga dari air. Asam menghasilkan ion hidrogen dalam larutan sebab asam bereaksi dengan molekul air dengan cara memberikan protonnya kepada air. (Pranjoto, 2008)
RINGKASAN
1.      Teori atom dimulai sejak abad ke-17, dimulai oleh fisuf Yunani Kuno. Teori awal berdasarkan pemikiran dari Democritos dan Lucretius. Kemudian dikembangkan era modern oleh Dalton, Thomson, Rutherford, dan Bohr.
2.      Atom dapat berikatan membentuk senyawa. Jenis-jenis ikatan tersebut antara lain ikatan kovalen dan ikatan ion. Ikatan ini dapat ditentukan berdasarkan elektron valensi berdasarkan konfigurasi elektronnya.
3.      Konsep asam basa diutarakan oleh ilmuan Arrhenius dan Bronsted-Lowry. Asam adalah zat yang menghasilkan H+ sedangkan basa adalah zat yang menerima H+ atau menghasilkan OH-
EVALUASI
1.      Apakah kesimpulan yang dihasilkan dari percobaan Rutherford?
2.      Jelaskan perbedaan isotop, isoton, dan isobar!
3.      Ion S2- mempunyai konfigurasi elektron 2, 8, 8 dan jumlah proton 16. Tentukan nomor atom, nomor massa, dan tulislah notasi atom S tersebut!
4.      Tentukan konsentrasi ion H+ dalam masing-masing larutan berikut.
a. H2SO4 0,02 M
b. HNO3 0,1 M
c. CH3COOH 0,05 M jika derajat ionisasinya 1%
d. H2SO3 0,001 M jika Ka = 1 × 10–5
5.      Tentukan konsentrasi ion OH masing-masing larutan berikut.
a. Ca(OH)2 0,02 M            c. Al(OH)3 0,1 M  jika Kb = 2,5 × 10–6
b. KOH 0,004 M               d. NH4OH 0,01 M  jika terion sebanyak 5%





Daftar Pustaka
Nayiroh. (2014). Struktur Atom. [e-Journal]. UIN Malang: Malang.
Pranjoto. (2008). Teori Asam Basa. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta.
Rohmah, L. (2014). Perkembangan Teori Atom. [modul] SMAN 12 Surabaya: Surabaya.
Takeuchi, Yashito. (2006). Pengantar Kimia terjemahan oleh Ismunandar.  Iwanami Shoten: Tokyo.
Tim Dosen Kimia Dasar FTP UB. (2012). Ikatan Kimia. Universitas Brawijaya: Malang.
Utami, B, dkk. (2009). Kimia untuk SMA/MA Kelas X. CV HaKa MJ: Solo.
Utami, B, dkk. (2009). Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI. CV HaKa MJ: Solo.
Wardiyah. (2016). Kimia Organik. Pusdik SDM Kesehatan: Jakarta.
Widelia. (2012). Ikatan Kovalen. [e-journal]. Universitas Brawijaya: Malang.
Y Dis. (2009). Asam Basa. [e-journal]. UIN Jakarta: Jakarta.



GLOSARIUM
Atom: partikel yang tidak dapat dibagi lagi.
Asam: zat yang menghasilkan ion H+.
Basa: zat yang menghasilkan ion OH-.
Elektron: partikel dasar penyusun atom yang bermuatan negatif. Elektron terdapat mengelilingi inti atom dalam kulit atom.
Elektron valensi: elektron pada kulit terluar.
Ikatan ion: Ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari atom satu ke atom lainnya.
Ikatan kimia: gaya yang mengikat atom-atom dalam molekul atau gabungan ion dalam setiap senyawa.
Ikatan kovalen: ikatan yang terjadi akibat pemakaian bersama elektron valensi.
Ikatan kovalen nonpolar: ikatan antar atom dengan keelektronegatifan sama.
Ikatan kovalen polar: ikatan antara dua atom yang berbeda keelektronegatifannya.
Inti atom: bagian yang padat dari atom, berada di pusat atom.
Isobar: atom dari unsur yang berbeda, tetapi mempunyai nomor massa sama.
Isoton: atom dari unsur yang berbeda, tetapi mempunyai jumlah neutron sama.
Isotop: atom dari unsur yang sama, tetapi berbeda massa. Perbedaan massa disebabkan oleh jumlah neutron yang berbeda.
Keelektronegatifan: suatu bilangan yang mnyatakan kecenderungan suatu unsur menarik elektron ke pihaknya dalam suatu ikatan.
Konfigurasi elektron: susunan elektron pada masing-masing kulit.
Neutron: partikel dasar penyusun atom yang bersifat netral.
Nomor atom: jumlah proton dalam inti.
Nomor massa: jumlah proton dan neutron.
Proton: partikel dasar penyusun atom yang bermuatan positif.
Sinar alfa: sinar radioaktif yang bermuatan positif.

LAMPIRAN
1.      Kesimpulan dari teori atom rutherford adalah dalam atom terdapat banyak ruang kosong sehingga banyak sinar alfa yang terdefleksi. Sehingga, elektron mengelilingi inti atom yang bermuatan positif.
2.      Isobar: atom dari unsur yang berbeda, tetapi mempunyai nomor massa sama.
Isoton: atom dari unsur yang berbeda, tetapi mempunyai jumlah neutron sama.
Isotop: atom dari unsur yang sama, tetapi berbeda massa. Perbedaan massa disebabkan oleh jumlah neutron yang berbeda.
3.      S2- berarti atom S menerima 2 elektron valensinya. Dari konfigurasi elektron S2-= 2, 8, 8, maka konfigurasi elektron S= 2, 8, 6. Artinya no atom dari S=16.
Nomor massa= neutron+nomor atom= 16+16=32
4.      a. H2SO4 ⎯⎯→ 2 H+ + SO42–
[H+] = x · [HA]
= 2 · 0,02
= 0,04 M
b. HNO3 ⎯⎯→ H+ + NO3–
[H+] = x · [HA]
= 1 · 0,1
= 0,2 M
c. CH3COOH ←⎯⎯⎯⎯→ CH3COO + H+
[H+] = [HA] · α
= 0,05 · 0,01
= 0,0005 M
d. H2SO3⎯⎯⎯⎯→ 2 H+ + SO32–
[H+ ] =
[H+ ] =  
[H+ ] =
[H+] = 10–4M
5.      Petunjuk: Ca(OH)2 dan KOH merupakan basa kuat, sedangkan Al(OH)3 dan NH3 termasuk basa lemah.
a. Ca(OH)2 ⎯⎯→ Ca2+ + 2 OH
[OH] = x · [M(OH)]
= 2 · 0,02
= 0,04 M
b. KOH ⎯⎯→ K+ + OH
[OH] = x · [M(OH)]
= 1 · 0,004
= 0,004 M
c. Al(OH)3⎯⎯⎯⎯→ Al3+ + 3 OH
[OH ] =
[OH ]             =
[OH ] = 5×10−4 M
d. NH4OH ←⎯⎯⎯⎯→ NH4+ + OH
[OH] = [M(OH)] · α
= 0,01 · 0,05
= 0,0005 M

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Kitab Taurat

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Alloh SWT telah menurunkan beberapa kitab suci kepada beberapa Rasul untuk dijadikan pedoman hidup seluruh umat manusia. Adapun kitab-kitab tersebut adalah kitab Zabur (Nabi Daud as), Taurat (nabi Musa as), Injil (nabi Isa), dan Al Qur’an (nabi Muhammad SAW). Pada makalah ini akan diuraikan mengenai kitab Taurat sehingga diharapkan menambah keyakinan kita bahwa semua kitab yang diturunkan Alloh SWT adalah berisi ajaran Islam. B.      Identifikasi Masalah Pada makalah ini akan diidentifikasikan masalah kesamaan isi dari kitab taurat yang asli dengan kitab taurat yang ada sekarang. Karena, disinyalir pada kitab taurat yang sekarang sudah dihilangkan beberapa hal yang berkaitan dengan keberadaan Nabi Muhammad SAW. Sebagai penerus ajaran islam. C.      Maksud dan Tujuan Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas PAI dan mempelajari kitab taurat sebagai cikal baka...

Contoh Artikel tentang Masalah Parkir Sekolah

Apa yang anda lakukan terhadap kendaraan anda jika hendak mampir ke suatu tempat umum? Ya, pasti anda akan menitipkan kendaraan anda di tempat parkir untuk sementara. Umumnya, fasilitas parkir untuk umum diluar badan jalan dapat berupa taman parkir dan atau gedung parkir. Penetapan lokasi pembangunan parkir umum dilakukan dengan memperhatikan tata ruang daerah, keselamatan atau kelancaran lalu lintas, kemudahan pengguna dan kelestarian lingkungan. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, penyelenggara parkir biasanya memungut biaya terhadap penggunaan fasilitas sebagai pajak. Kebijakan pemungutan biaya dikenakan berdasarkan lamanya parkir atau lokasi parkir. Hal ini dimaksudkan untuk mengendalikan jumlah pengguna parkir dan memicu pengguna jalan untuk menggunakan kendaraan umum. Selain penetapan lokasi dan biaya, pemerintah juga menerbitkan kebijakan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggar ketentuan parkir.  Banyak kasus penilangan terhadap pengguna parkir akibat ulah peng...